Sabtu, Januari 22, 2011

Minggu, Januari 09, 2011

GURIT ING WANCI WENGI KANG WINGIT

Mbulan kaya celurit sak larit
Katon ndepit ing nduwur langit
Wengi kang singit tansaya wingit
Angin mingkem krakep tanpa jerit

duh Gusti kang ngratoni langit
katresnan kula dumateng panjenengan namung sak ndulit

Pandom jam lumaku lamat-lamat
Dzikir siir tak ucap sak rampunge sholat
Tasbih, tahmid, takbir lan kalimat syahadat
Mbrebes mili ing pipi iline iluhing mripat

duh Gusti kang akarya jagat
kula nyuwun pangapura saking sekabehaning maksiyat

Lungguh sila ndoprok tanpa daya
Nelangsa lara lapa ing jroning dada
Kemutan lelaku lan tumindak kang ala
Kaya-kaya sang maut wes cedak ing telenging mata

duh Gusti kang tansah waspada
punika hambamu ingkang sasar lan kebak dosa

Lafadz Yaa Allah, Yaa Allah, Yaa Allah
Dak ucapake kanti kusyuk lan lirih-lirih
Rasa ayem tentrem mili ing jroning getih
Pinda ilining banyu ing telaga kang jernih

duh Gusti kang welas asih
kula pasrahaken manah lan lampah kawula ingkang ringkih

Jumat, Januari 07, 2011

Jika saja Semua orang Indonesia Menjawab Seperti INi!

Bangsa dan negara kita mempunyai banyak potensi, dan semuanya adalah sesuatu yang sebenarnya ada di dalam hati dan diri kita, Namun seberapa dalam kotoran hati menenggelamkanya adalah sesuatu yang berbeda-beda di tiap individu seorang Indonesia seperti kita. Mari sadari potensi diri kita, Bangsa kita, Negara kita…Indonesia.


beberapa percakapan antara :
A —> Aku seorang Indonesia
B —> Bangsa Asing (yang ingin mengetahui Indonesia)
Jatidiri Bangsa Indonesia…Mari kita Pertahankan/Wujudkan kembali.

Negara yang kaya

B : Apa yang menarik dari Negara Indonesia ?
A : Sesuatu yang membuat para penjajah bertahan 350 tahun,dimana setiap harinya teman mereka tertusuk sebatang bambu di perutnya.

Semangat persatuan

B : Bagaimana ak bisa membayangkan perjuangan pahlawan Indonesia?
A :
Bayangkan jutaan rayap kecil di rumah yang kokoh, saat kau mengusirnya,
keesokan harinya akan muncul yang lebih banyak, dan saat kau mebiarkanya,saat itu kau kehilangan salah satu rumahmu.

Kepahlawanan yang berani

B : Benarkah para pahlawan Indonesia adalah pemberani ?
A :
Bisakah kau berlari menghidari peluru yang ditembakan dari senapan?
Jika kau tak bisa, maukah kau berlari ke arah senapan dengan menggemgam sebatang pedang?

Negara yang merdeka

B : Apakah kemerdekaan Indonesia sangat berarti bagi kalian ?
A : Saat pejuang tersenyum dalam kematianya, mereka berpesan: “kematianku adalah kemerdekaan anak istriku suatu saat nanti”,adakah yang lebih berarti dari itu ?

Bangsa yang ramah

B : Bagaimana aku berkomunikasi dengan seorang Indonesia dimana aku belum pernah mengenalnya?
A : saat kau menatap wajah mereka dan menundukan kepalamu, saat itu juga mereka adalah teman mu.

Keanekaragaman makhluk hidup

B : jelaskan tentang makhluk hidup yang ada di Indonesia?
A : Bayangkan 10% tumbuhan, 12% mamalia, 16% reptil, 17%burung, 25% ikan yang ada di dunia hidup dan berada di Indonesia, padahal luas Indonesia hanya 1,3 % dari luas Dunia.

Bangsa yang bermoral

B : Akan kah kalian Indonesia ingin menjadi negara terkaya di Dunia?
A : Jika kami menjual 1700 pulau yang ada disini, dimana di setiap pulaunya sangat mungkin kau menemukan tambang berharga,mungkin kami bisa memakai jahitan permata di tubuh kami, namun tubuh kami semua ini tidak akan sebanding dengan 1 pulau penuh kenangan,jadi untuk apa penutup yang lebih berharga dengan apa yang di tutupinya.

Populasi yang besar

B : Seberapa banyak penduduk yang ada di Indonesia?
A : Saat kau berbuat kasar kepada kami, saat itu kau bersiap mengahdapi 3.4% dari seluruh penduduk dunia.

Rela berkorban

B : Apa yang kalian lakukan kepada orang yang lebih tua?
A : Sewaktu aku duduk dalam bus yang penuh, Seorang Ibu Tua datang,dan akupun memberikan tempat duduku kepadanya,aku berusaha mengalah, Dia tersenyum lalu membiarkan kedua anaknya duduk dan dia berdiri disampingku.

Gotong royong

B : Apakah kerjasama diantara kalian terjaga dengan erat ?
A : Bangunlah sebuah rumah di desa-desa kami, maka calon tetanggamu akan bertanya : “Ada yang bisa kami bantu ?” dengan senyumnya yang polos

Tenggang rasa

B : Apa arti tenggang rasa diantara kalian ?
A : Saat kau tiba-tiba mati disini sebagai orang yang tak dikenal, Aku pastikan Kamu akan mendapatkan pemakaman yang layak.

Bahasa Indonesia

B : Apa arti Bahasa Indonesia di mata kalian?
A : Bahasa yang akan berusaha menyatukan minimal 200 jiwa manusia.
Kaya akan etnis

B : Aku ingin mengetahui tentang seluruh etnis di Indonesia?
A : Kau sedikitnya harus mengenal 300 etnis di Indonesia, dan butuh seumur hidupmu untuk memahaminya.

Bangsa yang beragama

B : Agama apa saja yang ada di Indonesia?
A :
Bukan jenisnya yang perlu kau ketahui, tapi ajaranya. Dimana Indonesia adalah negara yang beragama,
dimana seluruh agamanya mengajarkan kebenaran.

Warisan busana yang kreatif

B : Bagaimana keunggulan busana di Indonesia?
A : Jika kau pernah mengenal batik, berarti kau pernah ingin mengenakanya.

Warisan seni musik yang berharga

B : Apakah musik tradisional Indonesia begitu beragam ?
A : Setiap 33 propinsi di indonesia mempunyai satu musik tradisional, setiap orang yang memainkanya mempunyai gaya yang berbeda-beda,dan setiap daerah memiliki karakteristik alat musik yang berbeda-beda juga.

Kesadaran

B : Mengapa banyak orang miskin di Indonesia?
A : Disaat senyuman para petinggi bangsa adalah senyuman yang damai , saya yakin … kami semua bisa bangkit.

Kamis, Januari 06, 2011

FILSAFAT DIBALIK TEMBANG MACAPAT

FILSAFAT DIBALIK MACAPAT

Penulis sangat bersyukur terlahir sebagai “Bocah Ndeso”, tumbuh dan berkembang menjalani masa kanak-kanak dan remaja disebuah desa di pingiran Kali Brantas.

Masa kanak-kanak dan masa remaja adalah masa pembentukan jadi diri, dan penulis merasa beruntung bahwa sedari kecil telah diperkenalkan dan diajarkan tentang falsafah-falsafah serta khazanah-khazanah kearifan yang  terkandung didalam budaya dan tradisi, terutama budaya Jawa seperti wayang, ketoprak maupun tembang-tembang macapatan.

Ditengah-tengah gempuran budaya-budaya asing, baik dari Barat maupun dari Timur Tengah yang terus berupaya menggerus warisan budaya dan tradisi bangsa kita.Budaya barat yang Hedonis dan Liberalis kita sebut sebagai budaya Arus Kiri, sedangkan budaya Timur Tengah yang Primordialis dan anti perbedaan (Unegaliter) kita namai sebagai budaya Arus Kanan.Budaya barat mendominasi didunia entertainment kita mengubah wajah hiburan kita menjadi hingar bingar gemerlap dengan hedonisme merusak sendi-sendi kesantunan dan etika budaya bangsa kita. Budaya Timur Tengah muncul di mimbar-mimbar dakwah, menawarkan slogan-slogan kekerasan yang anti pada perbedaan, anti pada budaya dan tradisi negeri sendiri, dimana tradisi-tradisi budaya warisan nenek moyang dianggab sebagai bid’ah yang harus dimusnahkan.Setiap ada perbedaan maka mereka akan turun kejalan-jalan sambil membawa Pentungan.

Dalam upaya untuk nguri-nguri tradisi bangsa sendiri, karena menurut pemahaman penulis tradisi-tradisi yang merupakan warisan dari nenek moyang bangsa kita itu menawarkan kearifan yang lebih cocok bagi kepribadian bangsa kita. Salah satu budaya yang masih terekam begitu indah di kalbu penulis adalah tembang-tembang macapatan. Dahulu sewaktu penulis masih anak-anak almarhum bapak seringkali menembangkan tembang-tembang macapat menjelang tidur malam.Tembang-tembang itu terasa begitu syahdu, datar namun sarat makna.

Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengajak kita semua untuk sekedar menyelami makna yang terkandung didalam tembang-tembang macapat tersebut.

Macapat merupakan tembang klasik asli Jawa, dan pertama kali muncul adalah pada awal jaman para Wali Songo, dimana para wali pada saat itu mencoba berdakwah dan mengenalkan Islam melalui budaya dan diantaranya adalah tembang-tembang macapatan ini.Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Derajat serta Sunan Kudus adalah creator awal munculnya tembang-tembang macapat. Apabila diperhatikan dari asal-usul bahasanya(kerata basa), macapat berarti maca papat-papat(membaca empat-empat).

Kalo berdasarkan jenis dan urutannya tembang macapat ini sebenarnya menggambarkan perjalanan hidup manusia dari mulai alam ruh sampai dengan meninggalnya.
Sebagaimana dalam Al-qur’an disebutkan: “Latarkabunna Thobaqon An Thobaq”, “Sungguh kamu akan menjalani fase demi fase kehidupan”

Berikut ini penulis rangkaikan urut-urutan dari jenis tembang macapat:

1. Maskumambang

Adalah gambaran dimana manusia masih di alam ruh, yang kemudian ditanamkan dalam rahim/ gua garba ibu kita. Dimana pada waktu di alam ruh ini Allah SWT telah bertanya pada ruh-ruh kita: “Alastu Bi Robbikum”, “Bukankah AKU ini Tuhanmu”, dan pada waktu itu ruh-ruh kita telah menjawabnya: “Qoolu Balaa Sahidna”, “Benar (Yaa Allah Engkau adalah Tuhan kami) dan kami semua menjadi saksinya”.

2. Mijil

Merupakan ilustrasi dari proses kelahiran manusia, mijil/mbrojol/mencolot dan keluarlah jabang bayi bernama manusia. Ada yang mbrojol di India, ada yang di China, di Afrika, di Eropa, di Amerika dst. Maka beruntunglah kita lahir di bumi pertiwi yang konon katanya Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Karta Raharjo Lir Saka Sambikala. Dan bukan terlahir di Somalia, Etiopia atau negara-negara bergizi buruk lainnya.

3. Sinom

Adalah lukisan dari masa muda, masa yang indah, penuh dengan harapan dan angan-angan.

4. Kinanthi

Masa pembentukan jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanti berasal dari kata kanthi atau tuntun yang bermakna bahwa kita membutuhkan tuntunan atau jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud. Misalnya belajar dan menuntut ilmu secara sungguh-sungguh.”Apa yang akan kita petik esok hari adalah apa yang kita tanam hari ini”.

“In Ahsantum, Ahsantum ILaikum, Walain Asa’tum Falahaa”, “Jika kamu berbuat kebajikan maka kebajikan itu akan kembali padamu, tapi jika kamu berbuat jahat itu akan kembali padamu juga”.

5. Asmarandana

Menggambarkan masa-masa dirundung asmara, dimabuk cinta, ditenggelamkan dalam lautan kasih. Asmara artinya cinta, dan Cinta adalah ketulusan hati, meminjam istilahnya kang Ebiet G.Ade dalam lagunya: “ Cinta Yang Kuberi Setulus Hatiku Entah Apa Yang Kuterima Aku Tak Peduli”.

Cinta adalah anugerah terindah dari Gusti Allah dan bagian dari tanda-tanda keAgungan-Nya. “…..Waja’alna Bainakum Mawwaddah Wa Rahmah, Inna Fi Dzaalika La’aayatil Liqoumi Yatafakkaruun”. “…Dan Kujadikan diantara kalian Cinta dan Kasih Sayang, sesungguhnya didalamnya merupakan tanda-tanda(Ke-Agungan-Ku) bagi kaum yang berfikir”.

6. Gambuh

Awal kata gambuh adalah jumbuh / bersatu yang artinya komitmen untuk menyatukan cinta dalam satu biduk rumah tangga. Dan inti dari kehidupan berumah tangga itu yaitu: “ Hunna Li Baasulakum, Wa Antum Libaasu Lahun”, “Istri-istrimu itu merupakan pakaian bagimu, dan kamu adalah merupakan pakaian baginya”.

Lumrahnya fungsi pakaian adalah untuk menutupi aurat, untuk melindungi dari panas dan dingin.Dalam berumah tangga seharusnya saling menjaga, melindungi dan mengayomi satu sama lain, agar biduk rumah tangga menjadi harmonis dan sakinah dalam naungan Ridlo-Nya.

7. Dhandhanggula

Gambaran dari kehidupan yang telah mencapai tahap kemapanan social, kesejahteraan telah tercapai, cukup sandang, papan dan pangan (serta tentunya terbebas dari hutang piutang). Kurangi Keinginan Agar Terjauh Dari Hutang, sebab kata Iwan Fals: “ Keinginan adalah sumber penderitaan ”.Hidup bahagia itu kuncinya adalah rasa syukur, yakni selalu bersyukur atas rezeki yang di anugerahkan Allah SWT kepada kita.

8. Durma

Sebagai wujud dari rasa syukur kita kepada Allah maka kita harus sering berderma, durma berasal dari kata darma / sedekah berbagi kepada sesama. Dengan berderma kita tingkatkan empati sosial kita kepada saudara-saudara kita yang kekurangan, mengulurkan tangan berbagi kebahagiaan, dan meningkatkan kepekaan jiwa dan kepedulian kita terhadap kondisi-kondisi masyarakat disekitar kita.

“Barangsiapa mau meringankan beban penderitaan saudaranya sewaktu didunia, maka Allah akan meringankan bebannya sewaktu di Akirat kelak”.

9. Pangkur

Pangkur atau mungkur artinya menyingkirkan hawa nafsu angkara murka, nafsu negatif yang menggerogoti jiwa kita. Menyingkirkan nafsu-nafsu angkara murka, memerlukan riyadhah / upaya yang sungguh-sungguh, dan khususnya di bulan Ramadhan ini mari kita gembleng hati kita agar bisa meminimalisasi serta mereduksi nafsu-nafsu angkara yang telah mengotori dinding-dinding kalbu kita.

10. Megatruh

Megatruh atau megat roh berarti terpisahnya nyawa dari jasad kita, terlepasnya Ruh / Nyawa menuju keabadian (entah itu keabadian yang Indah di Surga, atau keabadian yang Celaka yaitu di Neraka).

“ Kullu Nafsin Dzaaiqotul Maut “, “ Setiap Jiwa Pasti Akan Mati “.

“ Kullu Man Alaiha Faan “, “ Setiap Manusia Pasti Binasa “.

Akankah kita akan menjumpai Kematian Yang Indah (Husnul Khootimah)  ataukah sebaliknya ?

Seperti kematian Pujangga kita WS Rendra, disaat bulan sedang bundar-bundarnya (bulan Purnama) ditengah malam bulan Sya’ban tepat pada tanggal 6 Agustus atau tanggal 15 Sya’ban (Nisfu Sya’ban).

Diatas ranjang kematiannya, menjelang saat-saat Sakratul Mautnya dia bersyair:

“ Aku ingin kembali pada jalan alam,

“ Aku ingin meningkatkan pengabdian pada Allah,

“ Tuhan aku cinta pada-Mu ”

11. Pucung (Pocong / dibungkus kain mori putih)

Manakala yang tertinggal hanyalah jasad belaka, dibungkus dalam balutan kain mori / kafan putih, diusung dipanggul laksana raja-raja, itulah prosesi penguburan jasad kita menuju liang lahat, rumah terakhir kita didunia.

“ Innaka Mayyitun Wainnahum Mayyitun “, “ Sesungguhnya kamu itu akan mati dan mereka juga akan mati”.

daftar isi